Dinner and Tea
Tammy - Sydney
Do you have breakfast, lunch and dinner? Or do you have breakfast, dinner and tea?
Ilustrasi 1:
Teman suami saya si RH yang asalnya Switzerland pernah cerita, dulu waktu baru pindah ke Sydney ada kejadian lucu. Waktu itu dia lagi mengadakan acara bbq dinner dadakan, mengundang beberapa teman kerja. Karena acara dadakan, tentu saja waktu telpon si DC yang asal Melbourne, si RH tanya dulu si DC lagi ngapain.
“I’m having tea,“ jawab DC
“Do you have company?”
“No, I’m by myself.”
“Oh why don’t you come over after wards. I’m having a few people at my place.”
Sesampainya di rumah RH, si DC kebingungan karena disuguhi makan malam lengkap, salad dan steak. Padahal sudah dibilang kalau dia baru saja makan malam. Loh kapan ngomongnya?
Ilustrasi 2:
Pertama kali merayakan Natal dengan keluarga besar suami saya sempat bingung juga. Suami bilang kalau kita bakal ngumpul untuk Christmas dinner.
Saya tanya, “Why do we have to leave at 11 if it’s for dinner?“
“Because it’s for lunch.”
“But you said Christmas dinner.”
“Yes, Christmas dinner is always served for lunch.”
“What?? Why??”
“Don’t know. Always is.”
“What?????” Tambah bingung lagi saya!
Ya begitulah, perasaan dulu saya belajar bahasa Inggris sama ibu guru dikasih tau kalau lunch itu artinya makan siang. Kalau dinner itu makan malam. Kalau supper itu makan larut malam, sesudah dinner. Seingat saya dulu saya taunya kalau di Inggris sana ada istilah “tea time”. Entah dulu info dari mana (apa dari buku Enid Blyton ya??), setau saya orang Inggris suka minum teh sore-sore. Makanya saya juga mikirnya “having tea” itu artinya minum teh doang (dan sedikit cemilan), sama seperti pikiran si RH yang orang Switzerland. Hmm.... apa dia juga diajari sama ibu guru saya ya?
Belakangan saya baru tau kalau beberapa English speakers menyebut makan siang itu dinner, dan makan malam itu tea. Dari hasil meng-google akhirnya tau juga kenapa demikian.
Dinner
Kata “dinner” di Middle English dipakai untuk menyebut makan pagi. Asalnya adalah dari bahasa Prancis kuno (Old French) yaitu “disner” atau “diner”, yang kalau ditelusuri, ternyata berasal dari bahasa Latin “disiunare”, yang artinya “to break one’s fast”. Dari yang tadinya hanya berarti “breakfast”, akhirnya “dinner” berkembang artinya untuk merujuk pada the first big/main meal of the day, biasanya antara jam 9 dan 12 siang.
Seiring berjalannya waktu, yang disebut sebagai main meal of the day menjadi makin siang. Juga tergantung daerah dan kebiasaan setempat, main meal of the day bisa berarti meal ke-2 atau ke-3. Berarti bisa siang ato sore/malam. (Bagi yang makannya 5-6 kali sehari - berarti rakus hehehe - silakan dikira-kira sendiri.)
Secara umum, di negara-negara yang berbahasa Inggris, dulunya orang menyebut 3 meals of the day adalah: breakfast, dinner, supper. Di kota kecil atau pedalaman, di mana terdapat banyak pekerja kasar, makanan di tengah hari tentunya sangat penting. Selain memberi waktu istirahat di tengah hari, juga memberikan sumber energi yang dibutuhkan untuk bekerja berat. Sehingga makan siang adalah dinner (main meal), dan makan sore/malam (supper) porsinya lebih kecil dan sederhana.
Sedangkan para orang kota yang nota bene kerjanya lebih enteng, dinner adalah malam hari. Makan siang nggak perlu gedhe-gedhe amat. Makan siang mereka biasanya adalah quick meal yang mulai pada awal abad 19 disebut “lunch/luncheon”. Nah karena sekarang mereka punya breakfast (morning), lunch (midday) dan dinner (evening), akhirnya jam untuk supper bergeser mundur dan biasanya hanya berupa snack.
Dengan demikian, bisa diasosiasikan yang menyebut makan siang dinner adalah lower class, dan yang menyebut makan malam dinner adalah upper class.
Untuk menjawab pertanyaan saya sendiri: dengan melihat sejarah kata “dinner”, nggak heran Christmas dinner atau Thanksgiving dinner walaupun dihidangkan siang hari tetap saja dibilang dinner.
Tea
Pada abad ke-18 di kalangan upper class, yang namanya dinner (main meal) dihidangkan makin lama makin malam, yaitu antara jam 7 sampai jam 8:30. Sehingga yang namanya jeda antara makan siang dan makan malam lumayan panjang.
Konon suatu sore hari waktu menunggu makan malam, Anna Maria Stanhope, yaitu Duchess of Bedford (1783 - 1857), merasa lapar dan menyuruh pelayan membawakan teh, roti dan mentega. Tak lama hal ini menjadi kebiasaan dan beliau mulai mengundang teman-temannya untuk bergabung menikmati acara “afternoon tea“ ini yang biasanya diadakan antara jam 3-5 siang. Dengan cepat, kebiasaan ini juga menjangkit kaum middle class. Mereka merasa bahwa ini social event yang murah, hanya perlu menyuguhkan teh dan cemilan. Demikianlah sejarah munculnya “afternoon tea culture” di antara middle-upper class di Inggris.
Sementara itu, di kalangan working class, karena mereka nggak mampu bikin afternoon tea, ada yang namanya “High Tea”, yaitu makanan yang dihidangkan di “high table”, bukannya “small lounge table” seperti kebiasaan para aristocrat pada jamuan afternoon tea. High tea (atau disebut tea saja) biasanya dihidangkan antara jam 5-6 sore setelah pulang kerja, untuk menggabungkan konsep afternoon tea dan makan malam (sehingga ngirit gitu loh).
Makanya dulu kalau ada yang bilang “I’m having tea” maknanya tergantung dari si pembicara. Kalau yang bilang adalah middle-upper class, maksudnya adalah minum teh dan ngemil di sore hari (=afternoon tea). Kalau yang ngomong adalah working class, maksudnya adalah makan malam.
Sementara sekarang, mungkin lebih tergantung daerahnya. Di beberapa tempat di UK, Canada, America dan Australia juga masih menyebut breakfast, dinner and tea (makan pagi, siang dan malam).
Kalau dilihat dari sejarahnya, orang kulit putih Australia dulunya adalah para convicts buangan dari Inggris yang nota bene adalah para working class. Nggak heran kalau mereka membawa kebiasaan menyebut breakfast, dinner and tea, terutama di kalangan para manula atau keluarga yang masih tradisional. Di lingkungan pendidikan atau di formal settings, tentu saja disebut breakfast, lunch and dinner. Dengan banyaknya immigrant di Australia, nggak heran juga kalau malah banyak yang nggak tau kalau ada sebagian orang yang menyebut dinner untuk makan siang dan tea untuk makan malam.
Kembali ke istilah high tea, kata ini sekarang di beberapa negara (selain UK) mengandung arti yang berbeda dari asalnya. Kata “high” diasosiasikan dengan “posh”. Contohnya beberapa restaurant dan hotel di Australia menawarkan paket high tea, yaitu acara afternoon tea yang khusus, dengan teh kualitas terbaik dan snacks pilihan.
Begitulah, jadi jangan heran kalau ada yang bilang “Dinner will be served at 12.30”. Yang bikin heran, di Inggris mereka bilang “school dinner” untuk makan siang di kantin sekolah, tapi “packed lunch” untuk makan siang siswa yang dibawa dari rumah. Padahal sama-sama makan siangnya. Mungkin karena yang di kantin adalah hot meal, which is considered main meal. Kalau yang dibungkus dari rumah berarti quick meal, jadi dibilang lunch. What do you think?
Cheers,
Tammy - Sydney
Note:
Sebelum dimaki-maki menjiplak, saya mau ngaku dulu. Informasi tentang dinner dan tea banyak yang nyontek dari Mas Wiki, juga berbagai sumber. Silakan dikoreksi kalo nyontek aja masih salah.
Bookmark and Share
ILUSTRASI FOTO-FOTO DOK REDAKSI
MODERATOR - Penggagas KoKi : ZEVERINA
Pembaca "KOLOM KITA" (KoKi) entah di Bontang, Inggris, Bali, Belanda, New Jersey, Kuwait, Australia, atau di Kediri, silakan berbagi peristiwa seputar kehidupan sehari-hari. Kirimkan artikel dan foto melalui form "Kirim Artikel", jika mengalami kesulitan kirimkan melalui email: zeverina.koki@yahoo.co.id ; kokizeverina@gmail.com